Apakah PCR itu ?
PCR merupakan singkatan dari Polymerase Chain Reaction atau reaksi rantai polimerase – ditemukan pertama kali oleh Kary B. Mullis tahun 1985 – adalah konsep yang memungkinkan pelipatgandaan segmen DNA dalam tabung dengan bantuan enzim DNA Polimerase. Prinsip terjadinya reaksi akibat adanya sifat komplementasi (=berpadanan) rantai DNA dengan pasangannya dan dimanipulasi melalui tiga tahapan suhu: denaturasi ( pemisahan rantai ), annealing ( penempelan primer ), dan perpanjangan rantai oleh DNA Polimerase. Primer adalah potongan rantai DNA antara 18 – 24 nukleotida yang didesain berkomplemen dengan rantai DNA templat dan menjadi titik batas multiplikasi segmen DNA target. DNA target adalah segmen DNA yang dimultiplikasi dalam reaksi PCR dengan titik batas primer kiri dan primer kanan. Secara teoritik, jika efisiensi reaksi pelipatgandaan seratus persen, dalam putaran ke-30 siklus reaksi rantai ( denaturasi-penempelan-perpanjangan ) PCR akan dihasilkan sebanyak kurang lebih satu milyar molekul DNA target.
Reaksi komplementasi DNA terjadi sangat spesifik sedemikian rupa sehingga dapat dipakai dalam diagnosis pendeteksian adanya kontaminasi virus dalam sampel biologis yang diteliti.
Apa signifikansi PCR terhadap teknologi DNA ?
Teknik PCR memberikan terobosan signifikan dalam pemanfaatan teknologi DNA khususnya teknologi rekombinan atau rekayasa genetik. Khususnya dalam upaya memperoleh material genetik yang semula hanya bisa dikerjakan melalui kloning dan propagasi dalam sel inang, sekarang dengan cepat dapat diperoleh melalui pelipatgandaan PCR.
Dalam aspek diagnostik (molekul) misalnya, teknologi DNA berbasis PCR memberikan terobosan penting karena material genetik relatif lebih awet dan tahan ketimbang molekul biologis protein. Di samping itu, deteksi DNA memberikan spesifitas dan kesensitifan seribu kali di atas teknik enzimatik Elisa ( enzyme-linked immunosorbent assay ).
Tahapan apa saja yang dikerj
Tahapan pengerjaan PCR secara umum yaitu isolasi DNA (atau RNA), pengecekan integritas isolat DNA (atau RNA) secara spektrofotometrik dan elektroforesis agarosa, pencampuran komponen reaksi PCR, pemrograman mesin PCR, amplifikasi reaksi, dan deteksi/evaluasi hasil reaksi.
Aplikasi PCR dalam berbagai aspek
Aplikasi PCR sangat banyak dan menyebar ke berbagai arah sepanjang sample yang dikerjakan berasal dari bahan atau komponen biologis misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan mikroba termasuk virus.
PCR dapat digunakan untuk tujuan memperbanyak segmen tertentu dari DNA dan atau RNA satu bahan dengan menggunakan primer dari bahan lainnya.
Teknik PCR telah mampu merevolusi berbagai aspek dalam riset termasuk diagnosis defek genetik, kelainan metabolik, penyakit bawaan, hingga deteksi keberadaan virus penyebab AIDS di sel manusia. Teknik yang sama telah dipakai oleh akhli forensik dalam menemukan kaitan pelaku kejahatan dengan membandingkan sample darah, semen, atau rambut pelaku dengan yang ditemukan di tubuh korban. Dalam aspek lingkungan teknik PCR menyumbang signifikan bioremediasi ( pemulihan lingkungan berbasis biologis ). Dalam aspek terapeutik misalnya dalam apa yang diistilahkan sebagai molecular farming ( pengembangan pertanian berbasis biologi molekul ), personalised medicine SNP ( single nucleotide polimorphism ), pengobatan anti-sense RNA terhadap penyakit AIDS
No comments:
Post a Comment